Mengenal Tradisi dan Budaya Masyarakat Maluku – Masyarakat Indonesia adalah  masyarakat slot bet 100 rupiah majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan ini adalah beraneka ragamnya kebiasaan yang dilakukan dan dilestarikan oleh tiap-tiap daerah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut mempunyai bentuk yang berbeda tiap daerah dan memiliki tujuan yang berbeda pula antara masyarakat satu dengan yang lain. Perbedaan tempat tinggal, adat istiadat, serta tradisi yang diwariskan secara turun temurun lah yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satu contohnya adalah daerah Maluku.  Maluku merupakan salah satu daerah di timur Indonesia yang memiliki banyak keunikan dan budaya yang cukup kaya. Realitas multikultural Maluku merupakan sebuah keniscayaan sejarah. Dari perspektif historis, sebagai the spices island (pulau rempah-rempah), khasnya cengkeh dan pala. Sejak dahulu Maluku sudah menjadi tempat perjumpaan berbagai peradaban dunia serta terbangun jalinan nusantara. Selain menjadi wilayah kontestasi berbagai kepentingan dagang dan politik dunia terutama bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.

Budaya Hawear

Hawear (sasi) merupakan budaya yang tumbuh dan berlaku dalam kehidupan masyarakat kepulauan Kei secara turun temurun. Dokumen tertulis, cerita rakyat, maupun yang lain merupakan prasarana untuk melestarikan budaya, salah satunya Hawear. Sejarah Hawear ini dimulai dari seorang gadis yang diberikan daun kelapa kuning (janur kuning) oleh ayahnya, kemudian daun kelapa kuning tersebut  disisipkan atau diikat di kain seloi yang dipakainya. Gadis tersebut melakukan perjalanan panjang untuk menemui seorang raja. Maksud dari janur kuning tersebut sebagai tanda bahwa ia telah dimiliki oleh seseorang yang dimaksudkan agar ia tidak diganggu oleh siapapun dalam perjalanan. Janur kuning tersebut diberikan oleh sang ayah karena sang ayah pernah diganggu oleh orang tak dikenal dalam perjalanannya. Ini merupakan proses Hawear yang masih dijalankan sesuai dengan maknanya hingga saat ini. Pelajari berbagai budaya beserta hal yang harus kamu ketahui tentang Provinsi Maluku melalui buku Ensiklopedia Indonesia Provinsi Maluku Utara.

Memiliki Tradisi Pukul Sapu

Pukul sapu adalah kebiasaan suku Maluku yang dilaksanakan dengan memukul sapu lidi dari pohon enau selepas hari idul fitri. Pukul sapu ini merupakan tradisi yang sering dilakukan penduduk Desa Mamala. Kebiasaan ini dilakukan setelah satu minggu Idul Fitri oleh kaum pria dan dilakukan dengan mengenakan celana pendek, ikat kepala, serta bertelanjang dada. Biasanya mereka melakukan atraksi pukul memukul sapu lidi keluaran macau dari tulang daun pohon mayang atau pohon enau. Nilai filosofis dari tradisi ini adalah persaudaraan tidak memandang suku, agama, maupun golongan. Rasa sakit dapat dirasakan Bersama demi terwujudnya kehidupan yang harmonis antar sesama, istilah mereka yaitu sakit di kuku, rasa di daging.

Budaya Arumbae

Budaya Arumbae adalah kebudayaan berlayar masyarakat Maluku. Di dalam pataka Maluku, Arumbai menjadi simbol daerah yang digambarkan atau diceritakan  dengan lima orang mendayung perahu untuk menghadapi tantangan. Perjuangan melintasi lautan merupakan bagian dari terbentuknya masyarakat. Secara filosofis, itu berarti masyarakat Maluku adalah masyarakat yang dinamis, mereka memiliki daya juang yang tinggi dalam menghadapi tantangan atau rintangan untuk menyongsong masa depan yang gemilang. Arumbae tampak dalam beragam karya seni seperti syair kata tujuh ya nona, ditambah tujuh, sapuluh ampa ya nona dalang parao. Banyak gapura negeri adat Maluku berbentuk Arumbae. Lagu daerah  banyak mengumpamakan keharmonisan dengan simbol perahu atau Arumbae. Arumbae juga mewarnai bidang olahraga seperti Manggurebe Arumbae, lomba yang menjadi salah satu bidang yang diikutsertakan dalam Festival Teluk Ambon.

Budaya Kalwedo

Budaya Kalwedo adalah sebuah tanda salam persaudaraan serta salam perdamaian Mahjong Slot yang mempersatukan setiap komunitas masyarakat kepulauan Babar dan Maluku Barat Daya. Nilai budaya Kalwedo terimplementasi dalam berbagai sapaan kekeluargaan bersama yang bersifat lintas negeri dan pulau yang disebut inanara ama yali (basudara laki dan perempuan). Pendukung budaya Kalwedo memahami bahwa Kalwedo tidak hanya memiliki nilai sosial dalam penyelenggaraan praktis kehidupan sehari-hari, tetapi juga nilai religius yang sakral, menjamin kedamaian, keselamatan, kebahagiaan bersama sebagai orang basudara. Tradisi hidup masyarakat Maluku Barat Daya (MBD) dibentuk untuk saling berbagi, saling membantu (tolong-menolong) dalam hal potensi alam, sosial, budaya, dan ekonomi, yang diwariskan oleh alam kepulauan Maluku Barat Daya(MBD).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *